top of page
Search
  • Writer's pictureMino Circles Media

Aul Persneling: Hutang kepada Kamar Mandi yang dibayar Lunas.


Self-Potrait Aul Persneling (sumber: Aul Persneling doc.)

Perkenalkan, Self-Potrait diatas merupakan Aul Persneling. Namanya terdengar sangat nyeleneh, “Persneling”. Musisi baru ini lagi menarik perhatian saya beberapa hari ini dengan albumnya berjudul “Bathroom Opera”. Saya berhasil mewawancarai beliau disela-sela kesibukannya bekerja di Coffeeshop Bersuaka di daerah BSD, mari kita simak wawancaranya. Semoga barokah.


***

Q : Pertama-tama siapakah Aul Persneling?

A : Aul Persneling itu bisa dibilang sebuah alter ego dari Aul Sjahrul sebenernya. Jadi saya lahir di Jakarta pada tanggal 25/07/97 dan nama asli saya sebenarnya Aul Sjahrul. Selain sibuk dibidang musik, keseharian saya adalah membantu teman untuk jalanin Coffeeshop “Bersuaka” yang terletak di kawasan BSD.


Q : Dan kenapa Persneling? Terdengar sangat nyeleneh hahah.

A : Jadi dulu itu sebenarnya masih gatau mau pake nama apa, tiba-tiba aja muncul kata “persneling”. Awalnya saya memilih nama panggung Persneling doang biar terkesannya ini tuh band padahal ya solois. Sampe satu waktu ketika saya main di Jogja, si MC salah menyebut nama saya dengan Aul Persneling. Disitulah pertama kali saya mendengar nama itu. Di kuping saya sendiri terdengar sangat catchy, akhirnya saya tambahkan nama saya Aul di depannya hahaha. Maka jadilah Aul Persneling. Ya, humor aja sih banyak juga orang ngira gara-gara nama panggung itu, dikiranya saya kayak Jason Ranti hahaha.


Q : Sudah berapa lama berkarya? mungkin mulai belajar musik, kapan seorang Aul mulai menulis lagu, sampai berharsil ditahap sekarang.

A : Kalau belajar sih udah dari kecil ya kalau gak salah di umur 3 atau 4 tahun udah belajar, tapi untuk memilih musik sebagai media yang saya tekuni itu mungkin di tahun 2014. Disitu saya sudah mulai sering nulis lagu dan terkadang menulis cerpen. Kalau untuk solo sendiri emang itu baru mulai di tahun 2016 dan itu juga baru ngulik-ngulik aja. Sampai di tahun 2018, akhirnya mulai memberanikan diri untuk merilis sesuatu mulai dari single sampai ke EP dan berlanjut ke album “Bathroom Opera” di tahun ini.


Q : Apa alat musik yang pertama kali di pelajari oleh seorang Aul?

A : Pertama kali itu saya mulai belajar drum baru gitar. Drum sendiri sempet les, tapi beda cerita dengan gitar, gitar lebih ke otodidak sih. Mahal aja gitu kalau untuk bayar guru sedangkan semua sudah ada di Internet hahaha.


sumber: Aul Persneling doc.

Q : Bisa dibilang musik sudah mendarah daging dari kecil ya, perkenalan pertama kali terhadap musik apakah dari keluarga atau gimana?

A : Jadi emang dari keluarga sih awalnya. Dulu saya sempat terkena ADHD yang cukup parah dan musik merupakan terapi untuk saya sendiri, jadi awal kenal yaa memang dari rumah yaitu dari keluarga.


Q : Wah menarik nih baru tau ternyata musik bisa menjadi terapi untuk ADHD, kalau sekarang si ADHD ini masih menganggu gak?

A : Kalau sekarang sih udah engga ganggu ya, karena mungkin seiring berjalannya waktu dan umur sudah lebih dewasa, jadi tau cara untuk control diri gimana. Kalau sewaktu kecil dulu katanya penyakit ADHD itu sendiri di diri saya udah cukup parah hampir bisa dibilang autism. Ya mentok-mentok itu akhir SMA lah, saya masih suka mengamuk karena perkara yang tidak jelas. Tapi kalau sekarang sih engga. Dalam penyembuhan kayak gini bisa kurang bisa juga terlambat, lebih cepat lebih baik. Terapi diluar musik ya harus ke dokter juga dan itu yang saya jalani sampe kelas 4 SD.


Q : Kembali ke perihal permusikan, kenapa seorang Aul memilih untuk terjun dengan konsep folk?

A : Hmm saya sendiri gak me-labeli musik yang saya mainkan folk sih sebenernyaa, cuman folk itu salah satu dari beberapa influences saya dalam berkarya. Jadi, saya sendiri juga bingung projek Aul Persneling ini folk atau apa, semua kembali ke pendengar. Karena menurut saya, rasa itu berbeda-beda.


Q : Sebutin musisi folk lokal maupun luar favorit? atau musisi yang menjadi influence sampai terjadi lah si Aul Persneling ini.

A : Mungkin musisi luar ya ada Bob Dylan, Neil Young, Joan Baez, Peter Paul and Mary, Damien Rice dan Jeff Buckley kali yaa. Untuk Lokal yang jadi influence saya ada Alvin&i, Oscar Lolang, Anda Pradana, Fariz RM, Seringai dan Navicula. Kalau musisi yang jadi influence saya sampai terjadi projek solo Aul Persneling ya itu John Frusciante. Beliau merupakan alasan saya untuk memilih musik sebagai sumber penghidupan.


Q : Soal “Bathroom Opera”, boleh ceritain gak tentang album ini?

A : “Bathroom Opera” itu sebenernyaa berangkat dari keresahan dan kegelisahan saya atas keluarga juga atas isu-isu sosial. intinya sih itu, dengan harapan apa yang saya tuliskan dan yang saya angkat bisa relate ke orang-orang yang dengerin, karena menurut saya gak ada salahnya sih untuk curhat dalam karya yang saya ciptain. Jadi ini semua pengalaman pribadi saya yang semoga orang bisa belajar dari situ dan ini kayak sebuah doa agar ya kalau bisa cukup saya sendiri saja yang merasakan hal-hal itu.


Cover dari Album Aul Persneling (sumber: Aul Persneling doc.)

Q : Kenapa Bathroom? Random aja atau gimana?

A : Karena kebetulan semua proses kreatif album ini (selain recording) terjadi di kamar mandi. Penulisan lirik dan musiknya dibuat di kamar mandi sebelum ke studio. Banyak wangsit-wangsit yang tanpa sengaja datang di tempat itu, bisa dibilang bathroom ya spot favorit saya pribadi.


Q : “Be at home” merupakan single pertama dari album “Bathroom Opera”, kenapa lagu ini yg dipilih?

A : kalau saya pribadi sih memilih ini untuk single pertama mungkin biar orang expect nya sama lagu-lagu yang kayak “Be at Home”, padahal engga semuanyaa gitu sih malah pengen ngasi tau kalau karya saya sendiri ga gitu-gitu mulu aja, “Be at home” sendiri kan terdengar kayak lagu-lagu di EP pertama kemarin, yaa harapannya semoga surprise gitu lah, jadi tidak ada alasan yang khusus sih.


Q : Adakah pesan khusus dibalik lagu “Be at Home”?

A : Lagu ini merupakan love song tapi bukan yang pacaran apa gimana banget, lebih ke cinta “lo ke sesama manusia aja”. Kayak kadang capek gitu kan kalian liat berita perihal Israel Palestine yang gak kelar-kelar masalahnya dan juga masih banyak lagi cerita-cerita kerusuhan. “Be at Home” itu sendiri lebih menceritakan “kenapa gak dimanapun kalian berada bisa jadikan itu rumah dimana kalian bisa rasakan kedamaian disitu”, cuman kembali lagi ke audience-nya menanggapi artinya gimana, apa yang dipikirkan audience pasti berbeda-beda dan itu gak jadi masalah.


Q : Di nomor lain ada juga “Smalls and a Bigmouth” yang cukup personal dan merupakan salah satu lagu favorite saya, pertama kali denger lagu ini yang terlintas dipikiran saya yaitu Bob Dylan. Seberapa besar pengaruh Bob Dylan terhadap Aul?

A : Saya sendiri sebenarnya bukan yang ngefans banget sama Bob Dylan tapi, yang saya suka dengan beliau yaitu gaya pembawaan dia yang santai dan simpel, Kayak di lagu itu saya bisa mempertegas aja apa rasa dan tujuan dari lagu itu, dibanding berusaha harus nyanyi seperti Tulus misalkan, malah gak akan dapet feelnya di lagu itu.


Q : Pesan apa si yang ada di lagu ini, adakah unsur kritik disini?

A : Itu lagu tentang anak-anak yang enggan untuk dewasa sih, “lo hidup aja masih numpang, bahkan rokok aja masih minta tapi omongan lo udh kyk anak zeus”, Banyak kan kayak orang-orang di youtube misalnya yang sering sekali pamer mobil miliaran, pamer jam miliaran tapi kan yaa itu ga dari usaha sendiri “kayak bapak lo itu udah kaya mampus gitu”, ya mungkin bisa jadi sindiran untuk mereka.


Q : Album ini direkam secara DIY?

A : Engga, kebetulan di studio.


sumber: Instagram Aul Persneling.


Q : Ada kendala gak dalam hal produksi mungkin apa problemnya?

A : Materinya direkam secara ngutang dan nyicil sih to be honest aja. Ya untuk sekarang saya sendiri masih butuh studio juga, dana sebenernya bukan problem sih kalau kalian bisa ngutang tapi beneran dibayar kenapa engga. Karena kebanyakan musisi-musisi atau band takut cuman gara-gara dana. Saya sendiri malah gak ada dananyaa baru bayar setelah rilis, Itu pun juga masih ada cicilnya hahaha.


Q : Semua part ditake sendiri? Atau ada peranan dari orang lain mungkin teman?

A : Kebetulan semua part termasuk backing vocal sendiri, kecuali drum dan piano. Di drum ada Varian Kashira dari Von Ocean dan The Balconys Club, terus piano ada co-producer saya sendiri yaitu Nukie Nugroho. Sisanya saya lakuin sendiri secara digital.


Q : Terlihat bahwa Pesona Experience disini juga ambil bagian untuk membantu, sebenarnya mereka ngebantu apa si untuk proses Bathroom Opera itu sendiri?

A : Pesona Experience, mereka yang terus kasih motivasi saya buat selesain ini juga, mereka bantu di artworknya serta ada juga yang bakal kita keluarin atau rilis bulan depan pas showcase. Mereka bantu banget di album ini, karena pendapat itu penting banget soalnya.


Q : Tanggapan tentang Folk, karena yang bisa dilihat sekarang orang-orang sudah banyak salah presepsi dengan Folk, dikit-dikit penikmat senja, menurut lo gimana?

A : HAHAHAA yaaa sebenarnya folk itu jenis musik tradisional orang barat aja sih akar dari punk akar dari blues dan gak ada kaitan dengan senja kopi senja lagi ngopi lagi asam lambung ya ga sih. Menurut saya sendiri folk itu ga harus gitar bolong akustikan terus senja lirik puitis tentang rindu. Cuma ya sangat disayangkan aja sih ada oknum-oknum yang mengatasnamakan folk seperti itu.


Sebuah "Problema & Statement (?)". (sumber: Facebook.)

Q : Pandangan Aul sebagai musisi terhadap industri musik sekarang gimana? Apakah musik yang anda mainkan akan tetap hidup, dan apa harapan seorang Aul?

A : Kalau ditanya apakah musik saya akan tetap hidup jawabannya karya saya semuanya mau orang suka atau engga, semua karya yang saya lahirkan itu sendiri abadi sih men gak akan mati. Karena yang mati itu nantinya saya sendiri bukan karya.


Industri sekarang lagi gokil sih se DIY apapun musik yang kalian jalanin pasti akan di denger orang, bahkan sampe luar. Yang penting niat dan gak mikir cuan melulu. Di jaman Industri sekarang benar-benar semuanya itu ada, segala jenis musik bisa jalan tinggal gimana caranya kita mengemasnya.


Harapan saya sendiri semoga orang-orang bisa menghargai Hak-Hak dari tiap musisi atau seniman, dengan cara tidak membajak juga tidak mempergunakan karya tanpa izin. Dan harapannya untuk album “Bathroom Opera” ini semoga orang bisa terhibur, semoga juga karya ini bisa selalu menemani audience-audience diluar sana.



***

Semua sudah serba gampang, kita ikuti terus perkembangan Aul Persneling. Showcase yang akan datang harapannya dapat berlangsung semeriah mungkin dan kaya akan audience. Mari dengarkan lagu-lagu Aul Persneling di digital streaming, share ke teman-teman kalian bahwa ada musisi jujur seperti Aul. Cheers.


Oleh: Mino.

141 views0 comments
bottom of page