top of page
Search
  • Writer's pictureMino Circles Media

Iris Tipis Release Party "Sullen" bin Barefood.


sumber: Instagram Guerrilla Records.

Tepat seminggu yang lalu, Mino mendapatkan notif Instagram. Ternyata Mino ditag oleh Guerrilla Records (label baru asal Jakarta) diantara media-media lain di dalam poster perayaan Release Party Vinyl 10” Barefood – Sullen yang akan diadakan pada hari Rabu, 13-03-2019. Mendapat notifikasi tersebut yang ada dipikiran saya cuman satu “Jangan sampai menyesal untuk ke-2 kalinya” setelah ndak kebagian rilisan CD-nya.


Oke, pertama-tama mari kita ucapkan selamat untuk Barefood! Karena mereka sudah berbaik hati kepada para pemujanya dengan mau merilis ulang album fenomenal ini dalam format Vinyl!


Tarik mundur ke tahun 2013, saya ingat sekali album ini dirilis dan distribusikan secara offline di beberapa gerai toko di Basement Blok M Square (yang katanya surganya para pecinta #jajanrock). Masih teringat jelas album ini dipajang di rak toko Andi Twins Blok M Square, bersebelahan dengan album Seaside – Undone (Album Barefood – Sullen & Seaside – Undone dirilis selang beberapa bulan oleh Anoa Records). Namun sangat disayangkan Seaside memutuskan untuk menyudahi bandnya pada tahun 2016 lalu. Namun, siapa tau ada keajaiban mereka bisa kembali lagi dan merilis materi-materi yang sudah mereka preview di soundcloud mereka, semoga saja amin.


Karena pada masa itu uang jajan saya sangat minim, saya selalu menunda untuk #jajanrock. Akibatnya album itu sold out dan faktanya sekarang rilisan-rilisan Barefood harganya sudah melambung tinggi dipasaran. Itu dia mengapa saya tidak mau melewatkan kesempatan emas ini, kesempatan untuk mendapatkan rilisan ulang album Sullen dalam format Vinyl (itung-itung bisa jadi investasi kecil-kecilan, layaknya pedagang rilisan fisik yang sudah-sudah).


Sedikit cerita tentang Barefood, Barefood merupakan band asal Bekasi yang dimotori oleh dua manusia super bernama Ilham Pradwitto (Ditto) pada gitar dan vokal serta Rachmad Triyadi (Mamat) pada bass dan vokal. Band ini berdiri sejak tahun 2009 dan mereka berdua merupakan teman semasa SMA. Barefood menemukan karakternya dari band-band 90’s alternative/ emo/ indie rock, sebut saja seperti band-band 90’s Dinosour Jr, The Posies, Sunny Day Real Estate, dan Teenage Fanclub. Terhitung sampai hari ini Barefood sudah berhasil merilis dua EP pada tahun 2009 dan 2013 dengan tajuk “Self Title” dan “Sullen”. Diikuti RSD 2014 mereka merilis “Self Title” EP 2009 dalam format kaset. Dan tepat tahun lalu bersama Anoa Record mereka merilis album penuh bertajuk “Milkbox”.


Barefood Discography 2009-2018.

Album Sullen ini bisa dibilang sangat fenomenal karena pada tahun 2013 media Rolling Stone Indonesia menobatkan Sullen pada urutan ke-11 sebagai Best Album 2013 diikuti dengan media-media lain ditahun yang sama. Sangat easy listening, buktinya jika anda mencoba mendengar album ini dengan total durasi 23menit, kesan catchy dan nagih tak bisa ditampik. Coba saja anda dengarkan single-single mereka seperti “Perfect Color”, “Teenage Daydream” dan dilanjutkan dengan 3 lagu lainnya, hooked lagu-lagunya yang disajihkan catchy diikuti dengan lirik-lirik yang simple dan gampang diingat.


Kembali ke soal Release Party kemarin. Acara ini diadakan di Aksara Building, Kemang. Tak disangka acara pada hari Rabu itu sangat ramai, sesak dan padat. Agenda pertama hari itu dibuka dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh Felix Dass. Acara tanja berjalan cukup singkat dengan durasi kurang lebih 30 menit. Membahas seputar EP mereka si Sullen, fakta-fakta menarik perihal salah cetak produksi, dan mengapa format Vinyl sebagai format perilisan album ini. Barefood ditemani oleh mas Victor sang manajer dan yang empunya label Guerilla Records.

Sullen Available at LA' LA Records.

Ditto dan Mamat bercerita pada tahun 2013 sebenernya ada kejadian dimana CD Sullen sebenarnya sempat mengalami salah produksi, sehingga ada 500 keping CD Sullen yang terabaikan di gudang penyimpanan Anoa Records. Bisa dibilang cukup fatal, gagal produksi karena mastering produksi pertama volumenya terlalu rendah, sehingga perlu produksi ulang yang cukup menguras biaya. Pelajaran untuk label-label baru sebelum melakukan produksi sebaiknya melakukan QC yang lebih paten, biar kejadian-kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Pertanyaan yang saya rasa menarik adalah kira-kira 500 keping CD itu mau diapakan ya? kalau 500 keping itu ada dan dijual, pastinya saya dan begitu juga para penggemar dengan senang hati mau menampung album itu walaupun cacat produksi. Setidaknya rak CD kami bisa terisi dengan karya-karya band pujaan kami, sisanya mah dengerin digitalnya aja hehe. Apa mungkin bisa jadi ditahan dulu oleh pihak Anoa Records, tidak dijual sampai 20 tahun lagi, tidak ada yang tau.


Kiri ke Kanan: Victor, Felix Dass, Ditto dan Mamat.

Victor mengatakan alasan dibalik kenapa dia mau merilis ulang album ini karena peng-arsipan terbaik sebuah band atau musisi adalah melalui format Vinyl setelah format Kaset dan CD (mungkin lebih ke sisi sentimental yang sangat cocok kali ya…), maka dari itu dia berani bertaruh untuk merilis vinyl ini dengan jumlah terbatas hanya 300pcs, berbeda dengan CD yang dicetak sebanyak 1000pcs pada tahun itu pula. Ditto mengatakan dia cukup kaget perihal harga CD itu dipasaran. Di pasaran sudah mencapai Rp200.000,- padahal harga jual CDnya pada saat itu hanya Rp35.000,- saja. Banyak yang sudah bertanya-tanya perihal perilisan ulang CD tersebut, namun semua bergantung kepada Anoa Records sebagai pemegang licensed CD. Semoga kedepan, ada kabar baik yang bisa kita dengar. “Itung-itung investasi tidak ada yang tau mungkin dari harga Rp325.000,- bisa naik berkali-kali lipat beberapa tahun kedepan” ucap Felix Dass menutup segment wawancara kemarin.


Acara berlanjut, Gascoigne membuka set live pertama, “cukup” segar dengan materi-materi barunya, tetap konsisten dengan roots pavement-ish yang kental, vocal slacker ala Stephen Malkmus hehe. Saya hanya menikmati dari jauh tidak terlalu intens. Gerbong kedua setelah kereta pertama lewat adalah band yang baru-baru saja tour ke Jepang, Eleventwelfth. Saya secara pribadi mengagumi potensi dan progres mereka. Karena di awal pertemuan saya dengan band ini secara langsung beberapa tahun yang lalu sangat berbeda terutama dari segi vokal. Kemarin malam, kebetulan saya masih betah di situ karena jujur, saya menunggu performa dari Barefood (mereka main diakhir acara) jadi mau tidak mau harus menunggu, daripada tidak berbuat apa-apa lebih baik mendengarkan musik secara langsung, hehe. Eleventwelfth, setelah pengalaman tour mereka berubah secara signifikan, apa mungkin karena tuntut-an tour Jepng kemarin? Namun harus diberi apresiasai dalam performa mereka semalam, berkembang sekali terutama dari kemantapan suara sang vokalis ini. Yang dulu seperti cacing kepanasan sekarang seperti ular kobra yang berbisa dan membius telinga saya dalam seketika.


Pada penampil ketiga, band Dream Pop Secret Meadow juga ikut meramaikan setelahnya. Menurut saya panitia acara salah dalam menentukan rundown. Mengapa? Karena yang saya lihat pada saat Secret Meadow, para netizen tiba-tiba menghilang dan area penontonnya sepi. Menurut saya Panitia kurang membaca situasi, seharusnya Eleventwelfth tampil ketiga sebelum Barefood, mungkin alih-alih takut penonton cape, maka dari itu breakdown band Secret Meadow untuk menyantaikan suasana. Namun apabila Eleventwelfth di main ke-3 menurut saya pasti itu akan sangat lebih terkenang dan pecah! Tapi kembali lagi, Secret Meadow adalah Secret Meadow. Sesuai dengan namanya penuh kerahasiaan, tidak sabar mendengar abum barunya, karena kemarin mereka memainkan beberapa lagu-lagu barunya, tidak sabar untuk mendengar.


Barefood!!!

Barefood pun menutup set malam itu pada pukul 11, membawa semua materi di Sullen dan beberapa materi dari album Milkbox dan kalau tidak salah mereka juga memainkan lagu Breath dilist terakhir. Sayang tempatnya terlalu kecil sehingga crowd tidak bisa terlalu expresif haha. Saya sangat menikmati set pertama sampai akhir, namun tetap Teenage Daydream favorit saya, malam yang sangat menyenangkan. Pertama saya mendapatkan rilisan fisik yang saya mau, dan menonton banyak band dan juga menonton performa Barefood secara langsung. Setidaknya jangan sampai ada penyesalan dikemudian hari lagi sih, karena menunda-nunda untuk #jajanrock.


sumber: Instagram Guerrilla Records.

Untuk kalian yang ingin tau info lebih lanjut perihal pembelian Vinyl 10” ini, kalian bisa langsung pesan secara online via Guerilla Records dan Anoa Records. Dengan harga Rp325.000,- kalian akan dimanjakan dengan Vinyl bewarna hijau transparan. Sekali lagi support your local musician, kalau anda suka dengan bandnya mari beli merchnya, beli rilisan fisiknya dan sebarkan ke teman-teman terdekat anda. Fin.


Oleh: Mino.

55 views0 comments
bottom of page