top of page
Search
  • Writer's pictureMino Circles Media

REAKSI: MEREAKSI "ANTIPATI".

Updated: Apr 25, 2019


Kiri ke Kanan: Fiki, Marwan dan Garry. (sumber: REAKSI doc.)

Masihkah anda ber-SIMPATI kepada kehidupan disekitar anda sampai hari ini? Atau anda justru ANTIPATI terhadap itu? WOI! Lo anak-anak muda, Liatlah sekitar lo. Jangan cuma wacana, aksinya mana?! NGE*TO*!


Kira-kira reaksi macam itulah yang bisa kita bayangkan dalam lagu “ANTIPATI” karya band REAKSI yang baru saja dirilis sebagai single perdana mereka. Harus diakui bahwa baru sebagian kecil orang yang mengenal band ini, namun keresahan-keserahan yang mereka tunjukan dalam karyanya akan berdampak besar jika disadari oleh banyak kalangan.


Bagi yang belum tau, REAKSI merupakan band yang dinaungi oleh Rekaman Pots yang juga menaungi band-band seperti The Sidhartas, Rachun dan MRT. Band ini terbentuk atas dasar keresahan dari salah satu anggotanya, Garry Eben, tentang isu-isu epidemic globalization seperti sikap antipati yang merajalela karena penggunaan gawai yang berlebihan. Garry adalah seorang Mahasiswa Hukum di salah satu Universitas Swasta di Jakarta. Ia adalah seorang penulis lagu sekaligus aktivis HAM di kampusnya. Bagi Garry, sebagai Mahasiswa dan makhluk sosial, kita seharusnya mengerti akan esensi dari bermasyarakat. Tak hanya berkoar lewat karya tapi juga bertindak dan menciptakan perubahan. Atas dasar semangat itu, maka ia menginisiasi sebuah band untuk menyampaikan kritik-kritik sosial atas isu-isu yang ditemuinya sebagai anggota masyarakat.


Menurut Press Release yang sudah beredar, vidio klip "ANTIPATI" disutradarai oleh Levi Stanley (beliau sempat beberapakali membantu dalam penggarapan video klip Rachun), dan juga seluruh proses rekaman dan produksi EP ini dibantu oleh Firas Raditya (bassist Rachun dan The Sidhartas) dan dikerjakan di Studio Rock N' Roll Mom, Duren Tiga, Jakarta Selatan.


Beberapa waktu yang lalu Mino berkesempatan untuk mewawancarai Garry untuk membahas seputar single terbaru dari REAKSI dan menggali makna dibalik karya tersebut. Simak wawancaranya. Semoga barokah.


***


sumber: REAKSI doc.

Q : Pertama-tama Ger, boleh cerita sedikit gak, kisah dibalik terbentuknya band ini?

A : Jadi waktu itu saya bertemu dengan salah satu teman namanya Nabil. Dia siswa SMA Pangudi Luhur angkatan 2015. Kita ngomongin soal pengen ngeband. Akhirnya Nabil ngajak Marwan sebagai pemain gitar yang juga mengajak Fiki sebagai Drummer. Tapi pada akhirnya kita ngeband hanya bertiga; Saya, Marwan, dan Fiki. Awalnya namanya Sounds Vicious, tapi kami bertiga mau namanya yang lebih Indonesia dan ada artinya. Jadi ditemukanlah nama REAKSI, dan kami menggandeng Gadiel sebagai Bassist pertama di saat itu. REAKSI sendiri sebenernya seperti merangkum tema dari karya-karya kita yang pastinya mereaksi banyak hal mencakup kasus-kasus atau cerita-cerita dalam kehidupan sosial.


Q : Sebagai salah satu Founder REAKSI. Sebenernya apa tujuan awal membentuk REAKSI?

A : Yang pasti sih, saya ingin bermusik dan berkarya ya. Di samping itu saya ingin karya-karya yang kami hasilkan bisa bermakna bagi setiap pendengarnya, dan kami memang mau sebesar itu supaya pesan dalam karya-karya kami bisa memberikan berpengaruh kepada massa yang sangat banyak.


Q : Ngomongin soal karya nih, udah ada berapa lagu yang kalian produksi dan bisa didengar dimana?

A : Rilisan fisik belum ada. Tapi kita ada 2 lagi yang dirilis secara digital dan bisa di dengarkan di Soundcloud, judulnya Megalomania dan Tragis. Satu lagi single terbaru kami di Spotify yang berjudul “ANTIPATI”.


Cover dari Single "ANTIPATI". (sumber: REAKSI doc.)

Q : Minggu lalu REAKSI berhasil merilis Single Perdana yang berjudul “ANTIPATI”. Kenapa kalian memilih Antipati menjadi single perdana kalian?

A : Iya bener. Karena Antipati secara musik dan lirik paling mewakili EP (Grunch) kita nanti.


Q : Dari seluruh lagu kalian yang beredar di digital, kalian banyak berbicara soal isu-isu yang berkaitan dengan keadaan sosial politik. Nah, kali ini dalam “ANTIPATI” isu apa lagi yang coba kalian angkat?

A : Saya melihat orang-orang sudah terlalu individualis ya, sampai seakan-akan lupa untuk sekedar berbagi senyuman kepada orang disekitarnya. Dan dari pengalaman saya itu menular. Menurut saya itu sudah sangat apatis. Ini adalah gambaran kecil dari ketidakpedulian mereka terhadap sopan satun, tegur sapa dan emosi yang baik. Karena di jaman yang serba digital dan kemajuan teknologi ini, orang lebih sering atau bahkan terlalu sering dan lebih senang bertamasya di layar digital bahkan sampai lupa disekitarnya juga banyak hal yang penting, dan akhirnya mereka terbiasa. Terbiasa jadi apatis sampe benar-benar menjadi antipati. Itu sih.


Q : Ngomongin soal video klip yang kemarin di sutradarai oleh Levi Stanley, konsepnya terkesan sangat horror, apa yang ada dipikiran kalian pada saat itu?

A : Hantu-hantu yang ada di vidio itu merupakan penggambaran orang yang peduli tapi dianggap aneh. Dan si nenek ini orang yang antipati itu. Sampai ngeband dengan lirik selugas itu di depan si nenek, dia masih aja cuek bahkan tidur. Seperti itu aja.


Q : Dalam proses pembuatan vidio klip, ada gak, kejadian-kejadian lucu atau serem yang kalian alami?

A : Ada pastinya. Make up, saya kecapean loncat-loncat jadi pocong, ngeliatin Raissa jadi nenek jalannya lambat, kaget sendiri liat muka abis di make-up hahaha, itu sih paling. Untuk yang serem-serem Puji Tuhan ga ada, karena kita juga doa dulu sih karena takut hahaha.



Q : Menurut kalian, apakah musik punya peran penting buat melakukan perubahan dalam artian membuka jalan pikiran masyarakat?

A : Sangat! Sebagai contoh, dulu pergerakan hippies sangat berpengaruh ke masyarakat perkara invasi Amerika ke Vietnam. Spirit serupa saya bawa juga di dalam karya-karya REAKSI. Hampir semua karya merupakan hasil perenungan dari apa yang saya alami di kampus. Saya dan kawan-kawan masih peduli dengan kasus HAM dan kita bergerak. Masih mengurus pedagang dan bahkan hal-hal yang menurut saya adalah hal yang sangat lumrah bagi manusia sebagai makhluk sosial. Tetapi justru dianggap tidak biasa sama mahasiswa-mahasiswa yang hanya mementingkan prestasi akademik dan gaya hidup. Mereka seharusnya sadar akan peran otentik sebagai mahasiswa di masyarakat.


Q : Bicara Industri Musik di Indonesia saat ini, menurut kalian apakah Band seperti REAKSI memiliki masa depan?

A : Perkembangan musik di Indonesia saat ini emang ga menuju ke jenis musik-musik yang rock gitu. Yang bisa terkenal banget ya untuk sekarang kayak band-band easy-listening. REAKSI sendiri sebenernya beda pasar sih, tapi semua kembali ke musisinya, musiknya, pemasarannya, dan faktor lucknya, semua bisa terjadi. Bisa kita inget gimana Nirvana dengan “Nevermind”-nya meledak dan ngalahin album Michael Jackson di Top 200 Billboard.


Q : Pertanyaan terakhir, Rencana kedepannya REAKSI akan melakukan apa? Dan dari anda pribadi, Ada pesan-pesan buat para netizen yang membaca ini?

A : Kedepannya REAKSI akan ngeluarin EP di pertengahan tahun ini. Buat netizen mungkin lebih positif dan memberikan tindakan yang positif juga, gak cuma komentar aja tapi memberikan solusi dan sekalian bertindak dari solusi itu sih. Hehehe. Semoga sukses untuk kita semua!




***


Mati gaya gak lo abis baca? makanya cepetan sadar, jangan ANTIPATI nanti cepet mati. Nikmati lagu “ANTIPATI” di digital streaming kesayangan anda dan jangan lupa sebarkan pesan positif mereka seluas-luasnya. Semoga bermanfaat. Salam!


Oleh: Mino.

91 views0 comments
bottom of page